Dividen adalah salah satu cara perusahaan menunjukkan apresiasi kepada pemegang sahamnya. Namun, proses pembagian dividen bukanlah tugas sederhana; diperlukan pencatatan yang akurat untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu jurnal pembagian dividen, jenis-jenisnya, format, dan rumus yang digunakan. Mari kita mulai dengan pemahaman dasar tentang dividen itu sendiri.
Pengertian Jurnal Pembagian Dividen

1. Apa Itu Dividen?
Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas investasi mereka. Pembagian dividen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk tunai, saham, atau bentuk lainnya.
2. Apa Itu Jurnal Pembagian Dividen?
Jurnal pembagian dividen adalah catatan akuntansi yang mencatat transaksi terkait dengan distribusi dividen kepada pemegang saham. Jurnal ini sangat penting untuk memastikan bahwa pembagian keuntungan tercatat dengan tepat dalam laporan keuangan perusahaan. Jurnal ini mencakup pencatatan baik transaksi debit maupun kredit terkait pembagian dividen.
3. Fungsi Jurnal Pembagian Dividen
Jurnal ini berfungsi sebagai:
- Bukti Transaksi Keuangan: Menyediakan dokumentasi yang jelas tentang pembagian dividen.
- Alat Hitung Laba per Saham: Membantu dalam menentukan besarnya laba yang diterima per saham.
Baca juga: Apa Itu Value Investing? Memahami Prinsip dan Strategi untuk Kesuksesan Investasi
Jenis-Jenis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam beberapa bentuk. Berikut adalah jenis-jenis dividen yang umum digunakan:
1. Dividen Tunai
Dividen tunai adalah pembayaran keuntungan perusahaan dalam bentuk uang tunai kepada pemegang saham. Pembayaran ini biasanya dilakukan secara periodik, seperti setiap tahun atau setiap semester, dan jumlahnya tergantung pada keuntungan yang dihasilkan dan kebijakan perusahaan.
2. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian keuntungan dalam bentuk saham baru kepada pemegang saham yang ada. Dalam hal ini, perusahaan menerbitkan saham baru dan membagikannya berdasarkan proporsi kepemilikan masing-masing. Ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan kas mereka sambil tetap memberikan imbalan kepada pemegang saham.
3. Dividen Skrip
Dividen skrip adalah pembagian keuntungan dalam bentuk surat utang yang dapat dikonversi menjadi saham pada waktu tertentu di masa depan. Ini sering digunakan sebagai alternatif untuk menunda pembayaran dividen tunai.
4. Dividen Properti
Dividen properti melibatkan pembagian keuntungan dalam bentuk aset atau properti fisik. Meskipun jarang terjadi, jenis dividen ini bisa digunakan dalam situasi tertentu di mana perusahaan memiliki aset non-tunai yang dapat dibagikan.
5. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah distribusi aset perusahaan kepada pemegang saham saat perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah semua hutang dan kewajiban perusahaan dilunasi, sisa aset dibagikan kepada pemegang saham.
Baca juga: Rekomendasi Buku Investasi Terbaik yang Wajib Dibaca
Cara Menghitung Jurnal Pembagian Dividen

Menghitung pembagian dividen melibatkan beberapa faktor penting seperti laba bersih perusahaan, Dividend Payout Ratio (DPR), dan jumlah saham yang beredar. Berikut adalah langkah-langkah dan rumus yang digunakan:
1. Menghitung Total Dividen
Gunakan rumus berikut untuk menghitung total dividen: Total Dividen = Laba Bersih Perusahaan x DPR (%)
2. Menghitung Dividen per Saham
Setelah mendapatkan total dividen, hitunglah dividen per saham dengan rumus berikut: Dividen per Saham = Total Dividen : Jumlah Saham yang Beredar
Format Ayat Jurnal Pembagian Dividen
Setiap jenis dividen memiliki format pencatatan jurnal yang berbeda. Berikut adalah contoh format untuk dividen tunai:
Contoh Studi Kasus
Pada tanggal 10 Januari 2023, PT Karya Makmur memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp25 per saham untuk 5.000.000 lembar saham. Dividen tersebut dibayarkan pada tanggal 31 Januari 2023.
Jurnal dividen pada 10 Januari 2023
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
10 Januari 2023 | Laba Ditahan | Rp125.000.000 | |
Utang Dividen | Rp125.000.000 |
Jurnal pembagian dividen pada 31 Januari 2023
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
31 Januari 2023 | Utang Dividen | Rp125.000.000 | |
Kas/Bank | Rp125.000.000 |
Contoh Perhitungan Jurnal Pembagian Dividen
Perusahaan Karya Pemuda memiliki 1.000.000 lembar saham dan mencatat laba bersih sebesar Rp10.000.000 dengan kebijakan pembagian dividen sebesar 20%.
Perhitungan:
Dividen Total = Laba Bersih x DPR (%) Dividen Total = Rp10.000.000 x 20% = Rp200.000.000
Dividen per Saham = Dividen Total : Jumlah Saham yang Beredar Dividen per Saham = Rp200.000.000 : 1.000.000 = Rp2 per lembar saham
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat memastikan bahwa pembagian dividen tercatat dengan benar dan transparan.
Baca juga: 4 Metode untuk Menghasilkan Pendapatan Pasif Melalui Reksadana
Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Mengapa penting untuk mencatat jurnal pembagian dividen?
Jurnal pembagian dividen penting untuk memastikan keakuratan laporan keuangan dan menjaga transparansi antara perusahaan dan pemegang saham.
2. Apa yang terjadi jika perusahaan tidak mencatat jurnal pembagian dividen dengan benar?
Ketidakakuratan dalam pencatatan bisa menyebabkan kesalahpahaman antara perusahaan dan pemegang saham, serta masalah hukum dan keuangan.
3. Bagaimana jika perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk membayar dividen tunai?
Perusahaan bisa memilih untuk membagikan dividen dalam bentuk saham atau skrip sebagai alternatif.
4. Apakah semua perusahaan wajib membagikan dividen?
Tidak, pembagian dividen tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan dan keuntungan yang dihasilkan.
Kesimpulan
Memahami dan mencatat jurnal pembagian dividen dengan benar adalah kunci untuk menjaga transparansi keuangan dan hubungan baik dengan pemegang saham. Dengan memahami berbagai jenis dividen dan cara menghitungnya, perusahaan dapat melakukan pembagian keuntungan secara efektif dan efisien. Tetaplah mengikuti praktik terbaik dalam pencatatan akuntansi untuk memastikan semua transaksi tercatat dengan akurat.